Karena tattoo dilakukan di kulit, maka terdapat kemungkinan untuk mengalami infeksi kulit ataupun komplikasi lainnya akibat tindakan tato tubuh tersebut. Resiko kesehatan yang dapat terjadi adalah sebagai berikut :
Reaksi alergi
Bahan pewarna yang digunakan pada tattoo, terutama warna merah dapat menyebabkan terjadinya reaksi alergi pada kulit. Akibatnya akan timbul rasa gatal di area tubuh yang ditattoo. Hal ini bahkan dapat berlangsung selama beberapa tahun setelah tattoo tubuh tersebut dibuat.
Infeksi kulit
Membuat tato tubuh juga dapat menyebabkan terjadinya infeksi bakteri lokal di area tubuh yang dibuat tato. Gejala yang dirasakan bila terjadi infeksi adalah kemerahan, bengkak & rasa sakit serta adanya nanah di tempat tato tersebut berada.
Masalah kulit lainnya
Kadang benjolan yang disebut dengan granuloma dapat timbul di setira area tubuh yang di tattoo dengan warna, terutama warna merah. Membuat tato juga dapat menimbulkan tumbuhnya jaringan di sekitar tato yang disebut dengan keloid.
Penyakit menular
Bila peralatan yang digunakan untuk membuat tato terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi penyakit, maka penyakit tersebut juga dapat masuk kedalam darah. Penyakit yang dapat menular melalui darah antara lain adalah hepatitis B, hepatitis C, tetanus, serta infeksi HIV yang dapat menyebabkan AIDS.
Komplikasi saat MRI
Meskipun jarang terjadi, tato atau make-up permanen dapat menyebabkan timbulnya rasa terbakar atau bengkak saat dilakukan pemeriksaan dengan MRI (magnetic resonance imaging). Pada beberapa kasus, pigmen pada tato juga dapat mempengaruhi kualitas gambar yang dihasilkan saat MRI.
Bila mengalami reaksi alergi, infeksi kulit atau masalah kulit lainnya, sebaiknya konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Pada beberapa kasus, bahkan diperlukan prosedur penghilangan tattoo.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment